Monday, November 30, 2015

Prediksi Bisnis Property di Tahun 2016



Setelah mengalami penurunan sejak akhir tahun lalu, geliat bisnis properti diprediksi akan kembai tumbuh pada pertengahan tahun depan. Eddy Ganefo, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mengatakan, prediksi itu seiring optimisme pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal tahun depan."Asumsinya karena pada awal tahun depan diprediksi ekonomi akan bangkit, dan properti tumbuh pada pertengahan tahun depan," katanya, Selasa (1 September 2015).

Dia menuturkan, penurunan bisnis properti yang terjadi sejak akhir tahun lalu mencapai 50% bagi perumahan vertikal dan 42% bagi perumahan horizontal atau landed. Kondisi ini disebabkan kelesuan pertumbuhan ekonomi nasional yang membuat menurunnya daya beli masyarakat. "Dan para investor yang ingin membeli rumah masih wait and see," ujarnya. (Sumber : Tempo.com)


Sedangkan Menurut Bisnis.com, Indonesia Property Watch (IPW) memprediksi kondisi industri properti tahun depan akan memasuki fase baru di mana harga akan mulai merangkak naik dari posisi tahun ini yang berada di titik terendah. Survei harga properti residensial Bank Indonesia menunjukkan, hingga kuartal II 2015, pertumbuhan harga properti mencapai 5,95%, level terendah sejak kuartal 4 2012.



Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, menilai level pertumbuhan harga dan penjualan properti tahun ini juga sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana diketahui, hingga kuartal II 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,7%, level terendah dalam enam tahun terakhir.


"2016 akan mulai fase baru, sesuai siklus 3-4 tahun, akan booming lagi di 2020," ujarnya kepada bisnis.com belum lama ini. Dia menambahkan, tahun depan kenaikan harga proeprti diprediksi mencapai 5%-10%. Kenaikan harga menurut Ali akan dipicu oleh pembangunan infrastruktur. Dia mengakui, realisasi belanja infrastruktur memang tidak akan pesat, namun itu cukup untuk merangsang pergerakan harga properti.



Ali juga memprediksi, dalam lima tahun ke depan pergerakan harga properti akan lebih sehat karena akan mencerminkan harga real. Sementara itu, pergerakan harga dalam lima tahun terakhir menurut Ali tidak normal. "Banyak yang overvalue, harga normal itu perbedaan antara primer dan sekunder 5%-10%, di atas itu gak normal," katanya.


No comments:

Post a Comment