Wednesday, November 4, 2015

Mengatasi Keengganan Menelpon Bagi Agent Property



Keengganan menelpon adalah “penyakit” yang banyak menjangkiti agent property sebagai penjual, khususnya “Agent Property” yang belum banyak menghasilkan. tanpa disadari keengganan tersebut menghilangkan banyak kesempatan penjualan. Penundaan adalah perwujudan dari rasa enggan menelpon. Yang lain nampak dalam kesibukan yang tidak perlu, sehingga peluang penjualan terlewatkan. untuk mengatasinya perlu dilakukan hal sebagai berikut :

1.      Rencanakan dan persiapkan dengan baik.

Tentu saja seorang Agent Property harus memiliki alasan untuk menelepon penjual (pemilik Property) serta menerima telpon dari calon pembeli. Tidak ada orang yang senang tanpa alasan mendapatkan telepon yang tidak jelas. Sangat penting untuk mengungkapkan alasan yang jelas dan manfaat yang akan calon konsumen dapatkan dari menerima telepon tersebut. Seorang Agent Property harus selalu berpikir bahwa informasi yang akan disampaikan sangat penting bagi mereka dan tidak akan membuang-buang waktu mereka yang berharga.

Harus selalu diingat bahwa 3 (tiga)  prinsip dalam membeli sebuah produk adalah :  
(a). Hemat biaya,
(b). Cepat dan
(c). Solusinya menguntungkan.
Jika ingin mendapatkan perhatian, terutama dari para eksekutif yang super-sibuk, sangat penting untuk menjadi lebih spesifik (terutama ketika menawarkan jasa). Maka dari itu, seorang penjual harus memiliki product knowledge yang mendalam sebelum mulai kegiatan menelpon konsumen.


2.      Melakukan Riset Sebelum Menelepon

Jadilah Agent Property yang cerdas dan mencerdaskan. Menurut riset yang dilakukan oleh New Voice Media, dengan melakukan riset 5 menit saja sebelum menelepon calon konsumen, seorang penjual dapat meraih keberhasilan prospek dan mendapatkan komitmen untuk follow up penawaran sebesar 86%. Salah satu riset yang harus Anda lakukan adalah mencari tahu siapa yang akan Anda telepon, dengan begitu Anda dapat menyesuaikan kata-kata pembuka yang akan dipakai. Menjadi penjual yang detail-oriented juga akan menunjang riset Anda.


3.      Mempertanyakan Strategi Menelepon

Dalam dunia telemarketing, menanyakan pertanyaan yang tepat lebih sulit daripada menjawab pertanyaan dengan tepat. Salah satu kunci kesuksesan marketing secara umum adalah selalu menjelajahi segala kemungkinan pertanyaan dari 5W 1H (Why, Who, Where, When, What, dan How).

Tentu pedoman tersebut juga dapat dijadikan pedoman agent property sebagai penjual dalam melakukan tugasnya. Sebelum menelepon, selalu kritisi daftar kalimat yang biasa Anda gunakan agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon konsumen. Dengan begitu, seorang penjual akan mendapatkan feedback yang lebih baik dari calon konsumennya.


4.      Ingat! Telepon Identik dengan Mengobrol.

Menelepon bukan berarti berbicara kaku seperti robot yang hanya mengikuti panduan yang sudah diberikan. Terdapat unsur manusia di dalam kegiatan itu, maka jadilah luwes seperti mengobrol bertatapan muka. Tampil rapi dan formallah anda walaupun menelpon, dapat dimengerti bahkan ketika mengobrol bertatapan muka pun bagi beberapa orang sikap kaku sulit untuk dihilangkan. Tapi, itu semua bisa dilatih, jika Anda benar-benar memiliki kemauan.


5.      Focus pada Kepentingan Customer.

Mengetahui Bahwa Menelepon Bukan Berarti Harus (Selalu) Jualan. Ingatlah bahwa menelepon calon konsumen bukan berarti harus jualan dan jualan. Jika memang seperti itu yang menjadi prinsip Anda sebagai penjual, maka jangan heran jika Anda sering kena “semprot” saat menjalankan tugas. Ada tujuan seperti menjalin relasi pada telepon pertama, misalnya, dan bahkan bisa berlanjut ke #email marketing Anda ketika relasi bisnis itu berkembang dengan baik. Jangan terlalu bersemangat untuk jualan, jualan dan jualan, apalagi di telepon pertama pada calon konsumen. Silahkan cek kembali contoh pembuka di beberapa poin di atas sebagai gambaran.


6.      Menenangkan Diri

Beberapa agent property sebagai penjual seringkali hanya berkomunikasi satu arah; mereka banyak berbicara tentang kelebihan produk yang ditawarkan dan hal lainnya tanpa mendengarkan apalagi mengerti kebutuhan calon konsumen tersebut. Hal itu tentu saja sangat menyebalkan, bukan?. Memang tidak semua penjual memiliki kepribadian yang luwes dalam berkomunikasi. Namun penjual tidak seharusnya seperti itu; santai saja, ambil waktu beberapa menit untuk menenagkan diri sebelum memulai telepon.Ingatlah bahwa tujuan seorang penjual menelepon nasabah atau calon klien adalah untuk membuat mereka tertarik. Tanda keberhasilannya? Mereka yang lebih banyak bertanya atau berbicara kepada Anda sebagai penjual sepanjang percakapan telepon itu, bukan sebaliknya.



7.      Menyadari Bahwa Usaha Menelepon yang Pertama Tidak Selalu Berhasil

Pada umumnya, telepon pertama tidak langsung membuahkan prospect deal. Itu mesti disadari sebagai sebuah kewajaran dalam kegiatan telesales. Penelitian yang dilakukan Destination CRM ini menunjukkan bahwa setidaknya diperlukan 5 calon konsumen yang  dihubungi untuk mendapatkan sebuah prospect deal.


Bukanlah hal yang tidak mungkin untuk menjadi seorang agent property yang dirindukan. Dengan menjadi agent property yang lebih cerdas dan strategis, segala kemungkinan jelek itu akan dapat diminimalisasi. Dengan melakukan beberapa hal seperti riset mengenai calon konsumen, mengkritisi strategi telemarketing Anda, dan menjadi pribadi yang lebih tenang saat melakukan aktivitas telemarketing, potensi prospect deal yang dapat diperbesar.


Sukses Selalu. Aamiin.!

No comments:

Post a Comment