Setelah mengalami penurunan sejak
akhir tahun lalu, geliat bisnis properti diprediksi akan kembai tumbuh pada
pertengahan tahun depan. Eddy Ganefo, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan
dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mengatakan, prediksi itu seiring
optimisme pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mengalami percepatan
pertumbuhan pada awal tahun depan."Asumsinya karena pada awal tahun depan
diprediksi ekonomi akan bangkit, dan properti tumbuh pada pertengahan tahun
depan," katanya, Selasa (1 September 2015).
Dia menuturkan, penurunan bisnis
properti yang terjadi sejak akhir tahun lalu mencapai 50% bagi perumahan
vertikal dan 42% bagi perumahan horizontal atau landed. Kondisi ini disebabkan
kelesuan pertumbuhan ekonomi nasional yang membuat menurunnya daya beli
masyarakat. "Dan para investor yang ingin membeli rumah masih wait and
see," ujarnya. (Sumber : Tempo.com)
Sedangkan Menurut Bisnis.com, Indonesia
Property Watch (IPW) memprediksi kondisi industri properti tahun depan akan
memasuki fase baru di mana harga akan mulai merangkak naik dari posisi tahun
ini yang berada di titik terendah. Survei harga properti residensial Bank
Indonesia menunjukkan, hingga kuartal II 2015, pertumbuhan harga properti
mencapai 5,95%, level terendah sejak kuartal 4 2012.
Direktur Eksekutif Indonesia
Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, menilai level pertumbuhan harga dan
penjualan properti tahun ini juga sejalan dengan perlambatan pertumbuhan
ekonomi. Sebagaimana diketahui, hingga kuartal II 2015, pertumbuhan ekonomi
Indonesia mencapai 4,7%, level terendah dalam enam tahun terakhir.
"2016 akan mulai fase baru,
sesuai siklus 3-4 tahun, akan booming lagi di 2020," ujarnya kepada
bisnis.com belum lama ini. Dia menambahkan, tahun depan kenaikan harga proeprti
diprediksi mencapai 5%-10%. Kenaikan harga menurut Ali akan dipicu oleh
pembangunan infrastruktur. Dia mengakui, realisasi belanja infrastruktur memang
tidak akan pesat, namun itu cukup untuk merangsang pergerakan harga properti.
Ali juga memprediksi, dalam lima
tahun ke depan pergerakan harga properti akan lebih sehat karena akan
mencerminkan harga real. Sementara itu, pergerakan harga dalam lima tahun
terakhir menurut Ali tidak normal. "Banyak yang overvalue, harga normal
itu perbedaan antara primer dan sekunder 5%-10%, di atas itu gak normal,"
katanya.
No comments:
Post a Comment